Rabu, November 29, 2017

Guru, Sebagai Sebuah Kata dan Makna

Pagi td, dijalan menuju tempat "ngamen", di depan sebuah gerbang sekolah dasar di kota ini, perhatian saya tertuju ke sebuah gerombolan pedagang kaki lima. Biasanya, di depan gerbang sekolah dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang "menjajakan sajian berselera" (pinjem lirik lagu Yogyakarta). Berbeda dengan pagi ini, satu pedagang lainnya dikerumuni Anak2 sekolahan untuk membeli dagangannya. Namun bukan sejenis makanan ringan, atau sejenis mainan kidz jaman now. Anak2 sekolah dasar ini berebut untuk mendapatkan masing2 satu tangkai bunga mawar. Hal ini membuatku berfikir sepanjang 14 km perjalanan sampai ke lokasi "ngamen" .
Sesampainya di tempat "ngamen", sembari menunggu, sebuah aplikasi sosial media mengingatkanku akan hari spesial ini. HARI GURU. . .
"Hari" dan "Guru" .
Masing2 orang punya cara sendiri mengartikan satu kata ini. Guru. Bagiku, kata ini tidak hanya berarti profesi. Guru juga bukan hanya orang yang mengajarkan di depan kelas. Siapa saja bisa jadi guru. Dokter, satpam, tukang becak, tukang sapu jalan, pengemis, tukang ojek, kuliah bangunan, tukang gali kubur, tukang hutang, bisa jadi guru. Mereka mengajarkan banyak hal. Entah itu mereka sadar atau tidak.
So, sudah kan kita menjadi "guru"  untuk orang lain? Sudah kah, apa yang kita lakukan mengajarkan orang lain akan sesuatu?

#teachersday #indonesia #25november

Tidak ada komentar:

Posting Komentar